Lisan terkekang payah
Oleh bibir yang mengatup jengah
Tertahan dari celoteh nan riuh
Dalam riang terselimuti gundah
Jemari pun kini kuat terikat
Memasung kata atas suratan pena
Hanya ada rasa di selasar kisah
Yang terabaikan nurani terdalam
Ah, lagi-lagi perihal rasa
Entah apa ini punyaku saja
Mesra membias perih
Terbalut ringkih kian pedih
Berdiri diatas langkah yang tak lagi kokoh
Terduduk namun bukan lagi tenang
Terjebak lelap yang menjauh perlahan
Hingga pejam sekedar menutup
Senyum hanya terlukis samar
Sedu setia membasuh sepi
Dalam sunyi riak meraung nelangsa
Dalam hingar hampa menepi bungkam
Meminta utuh aku kepayahan
Mengharap lupa tidaklah beradab
Merela saja kini bersama lara yang tersisa
Menanti terpa badai surut lalu reda
Saat lisan terbelenggu kekang
Dan jemari kian erat terikat
Aku masih saja berdiri rapuh
Melepas lara dalam dada