Perwakilan Pers Kabupaten Lampung Tengah Hadiri Kongres Pers Indonesia di Jakarta

Jakarta – madani-news.com – Perwakilan Pers Lampung Tengah menghadiri Kongres di jakarta yang mengadakan kongres yaitu Sekber Pers dari Insan Pers Tanah Air.Kongres tersebut berlangsung di Dki Jakarta, pada 6-7 Maret 2019. Kongres Sekber tersebut juga disertai diskusi bertajuk “Melalui Kongres Pers Indonesia 2019 yang profesional berkualitas, independent,merdekakan tindakan diskriminasi, kriminal dengan intervensi pihak lain” yang dihadiri oleh para pers perawakilan sekber tersebut.

Dalam kesempatan itu, para pers harus mengingatkan peran penting pers sebagai pilar ke empat demokrasi harus konsisten dalam komitmen untuk menjaga demokrasi. Dikatakan oleh pemateri Pers Sekber, memasuki tahun politik pers harus tetap independen, tidak berpihak pada kubu capres dan caleg mana pun.

“Produk jurnalistik bukan propaganda politik. Jadi, kalau kawan-kawan jurnalis masih merasa sebagai jurnalis, sebaiknya tidak terjebak pada dukung mendukung capres atau caleg. Produk jurnalistik sifatnya memberikan informasi secara objektif yang dapat mencerdaskan masyarakat. Selain itu, daya kritis harus lebih tajam agar pemerintah mampu berbenah,” ujar Ishak sebagai perserta kongres, Rabo (6/3).

Dikatakan, pemberitaan yang objektif juga harus berdasarkan investigasi atas data dan fakta yang kuat agar tidak menjadi pemberitaan bohong. “Wawancara langsung narasumber memang hal yang biasa dilakukan jurnalis. Tetapi, sebaiknya harus ada kroscek lagi. Jangan sampai justru dimanfaatkan narasumber tersebut. Misalnya, tentang klaim pemerintah soal terlampauinya target penerimaan negara. Apa benar demikian?” ujar tambahan Ishak Perwakilan Pers.

Dalam kesempatan yang sama, Peserta Pers berpendapat, untuk menjaga independensi pers harus ada regulasi yang mengatur soal pembatasan pemilik media dalam mengatur keredaksian. “Seringkali wartawan juga tersandera dengan kebijakan pemilik media. Inilah yang menjadi kegalauan wartawan. Oleh karena itu, harus ada regulasi yang mengatur pemilik media tidak boleh intervensi redaksi,”.

Sementara itu, peserta kongres pers berpendapat, tahun 2019 politik menjadi ujian bagi wartawan untuk menjaga independensi yang harus diperhatikan oleh keselamatan bagi wartawan terhadap kemungkinan-kemungkinan intimidasi dari pihak tertentu yang tidak suka dengan pemberitaan yang ditulis.

“Jangan sampai dampak dari pemberitaan wartawan membuat pihak tertentu menjadi geram dan yang dijadikan sasaran adalah wartawan yang menulis berita. Ini yang sering menjadi masalah. Apalagi, perlindungan terhadap wartawan masih kurang,” ujar Ishak kepada madani-news.com (Red)