Meng-Indonesiakan Marxisme-Leninisme

Madani-News.com – Sebagai sebuah ilmu, maka ajaran Marxisme haruslah diperlakukan seperti ilmu-ilmu yang lain. Ajaran Marxisme perlu dipelajari dan dipahami sebagai sebuah ilmu pengetahuan penambah wawasan, bukan sebagai hal yang bukan-bukan. Esensi dari Marxisme adalah tentang ajakan terhadap kaum buruh dan proletar untuk menunjukkan sikap ketidak setujuanya terhadap borjuasi, dengan cara melawan melalui perjuangan kelas buruh.

Marxisme juga merupakan kelanjutan dari ilmu-ilmu filsafat, ekonomi politik dan sosialisme. Semua pikiran Marxisme bersumber dari aspek-aspek historis tersebut, yang ketiganya tidak bisa dipisahkan dari ajaran Marxisme.

Filsafat Marxisme bersumber dari filsafat klasik jerman, khususnya filsafat Hegel dan Feuerbach. Dengan segala perombakan yang dilakukan oleh Marx, maka F. Engels menyimpulkan bahwa, bahwa Marx membuat Idealisme terusir dari pengungsiannya yang terakhir, yaitu Filsafat Sejarah.

Ekonomi Politik Marxisme bersumber dari Ekonomi Klasik Inggris. Ekonomi Politik Marx menjadi sebuh senjata bagi kaum buruh yang tidak hanya untuk mengenali sejarah perkembangan  masyarakat kapitalis, juga sebagai senjata untuk mengganti sebuah sistem ekonomi, dari yang berdasarkan penghisapan atas manusia oleh manusia menjadi sebuah sistem ekonomi yang lebih sosiali.  Sosialisme ini hanya dapat dicapai dengan jalan perjuangan kelas buruh, dengan menjadikan Ekonomi Pilitik Marx sebagai senjatanya.

Kemudian, Sosialisme Marx bersumber pada ajaran sosialisme klasik Perancis. Sosialisme Marxisme mampu menjelaskan tentang hakikatnya penghisapan manusia yang dilakukan oleh kapitalis. Sosialisme Marxisme juga berhasil menemukan hakikat perbudakan upah , sekaligus menyimpulkan bahwa perjuangan kelas buruh adalah motor atau lokomotif dari sebuah perkembangan masyarakat.

Ajaran Marxisme ini menawarkan kepada kaum buruh tentang penghapusan penghisapan atas manusia oleh manusia juga penghilangan terhadap penindasan terhadap proletar dan buruh, untuk menciptakan masyarakat baru, yaitu sosialisme dengan jalan perjuangan buruh sebagai sesuatu yang dapat merealisasikannya.

Ajaran marxisme ini merupakan ajaran yang juga dikembangkan oleh Lenin saat imperialisme  terhadap kaum proletar banyak terjadi di dunia. Sehingga, saat ini lebih disebut Marxisme-Leninisme. Marxisme-Leninisme ini merupakan sebuah ilmu yang menggambarkan tentang perkembangan alam dan masyarakat, tentang pengalaman perjuangan buruh di negara-negara dunia, yang keilmuanya akan menjadi lebih kaya sesuai dengan kayanya jumlah perjuangan buruh pada negara-negara.

Sebagai ajaran yang menyatakan secara terang-terangan tentang ketidaksepakatannya terhadap penghisapan manusia, maka Marxisme-Leninisme merupakan ajaran yang perlu dimasukkan dalam setiap gerakan revolusioner yang dilakukan negara-negara, tidak terkecuali Indonesia. Maka, meng-Indonesiakan Marxisme-Leniisme adalah menjadi penting, guna mereduksi gerakan kapitalis, dan memunculkan sistem yang sosialis.

Perpaduan anatara Marxisme-Leninisme dengan Revolusi Indonesia sebenarnya sudah dilakukan sejak1914, dan menjadi lebih gencar pada tahun 1920, pasca lahirnya sebuah partai terlarang di Indonesia. Namun, kini semakin tidak terlihat lagi warna perjuanganya, tertutup dengan maraknya kapitalisme di  Indonesia. (WEPO)