Madani-News.com – Kota Metro – Meningkatnya informasi aduan maupun pemberitaan di jejaring sosial terkait ‘Potret Hitam’ hasil olahan pada beberapa proyek Infrastruktur di Kota Metro menjadi perhatian masyarakat serta Penggiat Anti Korupsi. MATTA Institute meminta Walikota jangan hanya ‘Seremonial’ turun ke lapangan melainkan serius dan ambil tindakan ataupun sangsi bagi Aparatur maupun pihak ketiga yang ‘Nakal’.
Untuk diketahui, Pasca viralnya aduan maupun pemberitaan di jejaring masyarakat terkait pekerjaan proyek infrastruktur akhirnya memaksa Walikota Metro Achmad Pairin ‘Keluar Kandang’ dengan didampingi oleh Wakil Walikota Metro Djohan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Metro, dan Asisten II Kota Metro ‘Sidak’ ke beberapa proyek infrastruktur di Kota Metro, Selasa (17/09/2019).

Walikota Metro melakukan ‘ Sidak ‘ ke beberapa proyek infrastruktur seperti peninjauan jalan di Karangrejo, peninjauan pembuatan gorong-gorong dan pembangunan jalan di Tejosari, serta peninjauan pembangunan Gedung Sesat di Metro Pusat.
“Proyek infrastruktur yang ditinjau hari ini, menunjukkan hasil yang baik seperti hotmix di Jalan Sumalungun Tugu Bola 24 bagus dan proyek jalan yang sedang dilaksanakan di Kelurahan Karangrejo Metro Utara menunjukkan progres yang baik,” jelas Pairin.
“Sesuai dengan peninjauan, trotoar dan gorong-gorong di Jalan Raya Stadion Tejosari semuanya dalam kondisi baik dan proses pembangunannya cukup cepat. Selain itu, Saya juga berharap semoga proses pembangunan proyek jalan dan pembangunan Gedung Sesat bisa selesai sesuai dengan waktu dan anggaran yang telah ditentukan,” ujar Pairin.
Disisi lain, Agus Fatoni , Peneliti MATTA Institute saat dimintai pendapatnya mengatakan, Walikota jangan hanya melihat hasil olahan pekerjaan yang bagus saja tetapi ‘Random Acak’ kebeberapa titik karena hasil pengamatan kami di lapangan serta survey digital informasi sebagai salah satu base data kami banyak diketemukan pengerjaan yang terkesan ‘Asal asalan’, ini harus ditindak lanjuti dengan tegas karena tidak tertutup kemungkinan ruang korupsi menjadi pemicu hal ini.
” Walikota jangan melihat yang bagus saja tetapi gunakan pola ‘Random Acak’ dalam melihat skala hasil olahan proyek infrastruktur di kota metro karena hasil observasi lapangan serta base data digital kami banyak diketemukan pekerjaan yang terkesan ‘Asal asalan.” Tegas peneliti muda ini. (Red/Wahyu/Rls)