JATIAGUNG – Menjadi santri ternyata tidak menutup jalur pendidikan formal, bahkan sampai jenjang S3 dan bergelar Doktor. Seperti yang dilalui Nurul Hidayati Murtafiah, gadis Desa Sidoasri Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan ini.
Saat di temui Cyberlampung.com Jumat (01/03), Nurul banyak bercerita suka duka proses yang dialami sampai dinyatakan lulus ujian S3 di UIN Raden Intan Lampung.
“Saya terpisah dengan orang tua sejak kecil. Sekolah Dasar (SD) di Pringsewu sampai tamat, lalu masuk ke Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in (HM) di Jatiagung dan mengabdi di sana sampai sekarang” tuturnya.
Dalam cerita Nurul, banyak hal-hal yang lucu, prihatin dan luar biasa untuk pelajaran hidup. “Saat awal-awal saya di pondok pesantren HM, keadaan pondok luar biasa, santri nya banyak, dan kadang persediaan sayuran habis, disaat-saat seperti itu, saya pergi ke ladang mencari daun singkong untuk sayur. Dan bahkan sampai sekarang tukang cabut singkong dibeberapa kampung Jatiagung kenal saya,” kelakar Nurul.
Gadis yang lahir 1992 ini pun kerap kali mendatangi petani sayur dan membantu memetik sayuran dengan harapan mendapat imbalan sayuran untuk bisa di bawa pulang ke pondok pesantren.
“Karena dulu saya hanya modal semangat dan asa saya mendapat sayuran apapun caranya yang penting halal, jadi setelah jam mengaji, saya ke ladang keliling dan mencari, lalu membantu petani sayuran. Alhamdulillah setelah selesai saya mendapat imbalan sayuran,” cerita Nurul.
Hari berganti tahun dan proses mengaji dan belajar di Ponpes HM pun menorehkan prestasi.
Dibawah pimpinan Dr. Andi Warisno, M.MPd, Rektor Institut Agama Islam And Nur Lampung sekaligus Pengasuh Ponpes HM, Nurul berhasil merampungkan jenjang S1, S2 dan S3. “Proses panjang karier saya, selain kedua orang tua saya, juga yang paling utama, tidak terlepas dari Abah Andi Warisno, beliau yang selalu memotivasi, mendorong dan mendukung kami untuk maju dan memiliki mimpi yang tinggi,” kata Nurul yang saat ini juga menjabat Dekan Fakultas Tarbiyah IAI An Nur Lampung. (Red)